Kamis, 03 April 2014

Ketika perhatian itu hilang

Malam itu terasa seperti biasa saja setelah masalah yang menimpa hubungan kita ini. Hari hariku terasa sepi dan hampa setelah kini kau memilih untuk mengambil keputusanmu itu.
Terakhir aku melihatmu kau keluar dari kelas bahasa menuju parkiran mataku mulai berkaca kaca dan air mataku tiba tiba saja menetes. Yang ada dibenakku saat itu hanyalah ingatan tentang dirimu yang masih melekat di otakku.
Kini aku sadar aku telah lama aku berlarut larut dalam kesedihan ini.

Malam itu aku terdiam di kamar kostku, entah seluruh penghuni pergi kemana tapi suasana malam itu di tempat kostku terasa sepi. Seperti biasa setelah keperhianmu aku hanya memutar musik dengan ponselku, dengan koleksi lagu laguku yang bisa di bilang lagu lagu galau ini selalu terkoleksi rapih di dalam playlist ponselku.
Setelah dia mengambil putusannya itu kini aku hanya menyesali semua yang sudah terjadi. Aku sadari aku memang bodoh dan aku memang salah. Kebodohanku aku tak selalu bersyukur karena keberadaan dia selama ini di sampingku dan aku salah aku pernah menyia nyiakan dia dan mengecewakan dia saat kita bersama dahulu.
Kini malamku selalu saja seperti ini, aku kehilangan. Bukan saja aku kehilangan sosoknya, aku juga sangat sangat kehilangan perhatiannya. Iya, perhatiannya yang dulu selalu dia berikan kepadaku . Kini aku benar benar merasa kehilangannya.

Pagi hari itu, sekitar pukul 10 aku pergi menuju kampus. Ketika aku akan menuju kekelasku, tiba tiba aku terdiam aku melihat sosok yang sangat beraura. Ya itu kamu, kamu yang keluar dari toilet. Mata itu tak asing bagiku tatapamu aku hafal sekali. Tapi ada yang berbeda dari sebuah tatapan yang  kau berikan kepadaku. Setelah kau melihatku sebuah pertemuan tatapan itu mengapa kemudian kau buang jauh jauh tatapan itu? Aku tak habis pikir saat itu apa ada yang salah dariku? Yang terjadi saat itu hatiku langsung saja merasakan tusukan yang sangat dalam. Entah apakah ada yang salah dari diriku saat itu?

Sesampainya di kelas aku baru menyadari mungkin dia benar benar akan menjauhi diriku dan benar benar dengan keputusannya itu. Ya, selama sepekan ini setelah masalah itu menimpa hubungan kita memang tidak ada sama sekali komunikasi antara kita berdua. Hanya saja rasa di dalam hatiku ingin sekali memulai sebuah komunikasi melalui pesan singkat, tetapi rasa takut dan rasa gengsi yang menahan semua itu. Dan tapi mengapa iya juga tak memulainya duluan? Tak seperti dahulu dia yang selalu memulai kominukasi kita, dia yang selalu sms aku dan jika dia belum mendapatkan kabarku dia selalu kwatir saja, dan dia yang selalu mulai menelfonku ketika kita sama sama merasakan rindu kita. Tapi sekarang, bisa dibilang kosong, sama sekali tak ada lagi komunikasi antara kita sedikitpun.

Siang itu sepulang dari kampus aku ke sebuah mall untuk membeli sarapan, ya kini makan siang menjadi sarapan bagiku. Memang akhir akhir ini jam makanku tak beraturan. Ini salah satu sebab dari hilangnya perhatiannya. Dahulu yang setiap kali selalu menyuruhku makan teratur, selalu menjaga kesehatanku dan kondisiku, sekarang hilang sudah.
Aku duduk sendiri dikursi itu, dengan menikmati jus alpukat kesukaanku dan kesukaanya yang pernah aku pesan ditempat yang sama juga. Suasana mall siang itu cukup ramai tapi tak berpengaruh pada susana hatiku ini. Aku masih saja terus memikirkannya. Mungkin karena aku masih belum terima dengan semua ini atau mungkin sebaliknya. Biasanya ditempat itu kita bercanda bersama membicarakan masa depan dan keluh kesalku. Kini aku tetap berdiam. Seusai itu aku pergi kembali ke kostku. Entah bagaimana ceritanya tiba tiba saja kendaraan yang aku gunakan mogok ditengah jalan. Bahkan aku tak mengertiapa sebabnya, aku panik dan kebingungan disitu. Aku pinggirkan motorku ditepi jalan dan dibawah pohon yang lumayan rindang. Ya aku binggung di tengah teriknya matahari siang itu aku hanya berharap ada sosok seorang yang menolongku saat itu. Aku mengambil ponselku, aku berniat untuk meminta pertolongan pada teman dekatku. Terlintas pikiran untuk meminta pertolongan padanya. Ya kepadanya, yang biasanya dia selalu ada setiap kali aku dalam masalah tak terduga seperti ini. Tidak di mintapun dia pasti akan menolongku. Tapi kini sudah bereda, aku tak ada hak untuk meminta pertolongan lagi padanya, mungkin jika aku meminta tolong dia pasti tidak bisa dan tidak mau lagi. Dan aku putuskan untuk meninta tolong pada temanku saja untuk membantuku membawakan kendaraanku ke bengkel terdekat.
Kini bukan dia lagi yang ada disampiku saat aku merasa kesuliatan seperti ini. Aku hanya ingat saat aku pernah ngalami kesulitan, aku tidak meminta pertolongannya saat itu, tp dia tetap saja datang menolongku dengan ikhlas. Dan berkorban untuku. Sungguh hal itu yg selalu aku ingat dari sosokmu.

Setelah beberapa minggu kemudian aku tetap mengalami hal yang sama, aku tetap kehilangan perhatianmu.
Kini aku hanya berangan angan tetang bayanganmu, dan berharap aku mendapatkan lagi perhatian darimu. Aku selalu mengalami rindu ini setiap hari, setiap malamku. Aku terlalu malu dan gengsi untuk memulai mengungkapkan ini semua.
Dan kini aku mulai terbiasa menjalani kehidupanku tanpa sosokmu lagi. Aku hanya berharap kau menyesali semua ini, menyesalai keputusanmu yang belum aku terima denang ikhlas ini.

Setelah hampir satu bulan, tiba tiba kau muncul di celah celah kehidupanku, yang aku pikirkan hanyalah apakah benar itu kamu? Dan apakah kau benar benar menghubungi aku ini ataukah ada maunya? Tapi ternyata itu bukan kamu. Bukan kamu yang sebenarnya. Itu hanya angan anganku yang benar benar terlalu menanti kehadiranmu lagi.

Senin pagi, sebuah pesan bbm muncul di ponselku, aku tak begitu berharap itu dari dirinya. Tapi ternyata itu dari temannya ya teman dekatnya. Yang isinua dia menanyakan bagimana kabarku dan aku sedang apa. Tak seperti biasanya dia menanyakan hal seperti itu kepadaku, aku pun curiga. Ya akhirnya aku balas seperti biasa saja. Malam harinyanya tiba tiba saja temannya mengirinkan pesan bbm lagi kepadakuu, dia menanyakan siang tadi bukan dia yang mengirim pesan bbm itu, dia bilang bahwa ternyata sosok yang aku harapkan yang mengirim pesan bbm itu. Aku tak mengerti mengapa dia menanyakan kabarku saat itu? Mengapa dia menggunakan ponsel temannya untuk menayakan kabarku itu? Aku masih saja tak menyangka akan hal yang terjadi itu. Apa ini hanya leluconnya ataukah apa ini yang terjadi?

Aku telaah meresakan kehilangan sosok perhatianmu selama ini. Ya perhatianmu yang dulu ada padaku? Kinu terlah hilang:')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar